selalu ada cerita tersimpan di hatiku, tentang kau dan hujan...
“ Chelsea ayo masuk!” teriakku
memanggil Chelsea saat rintik hujan perlahan turun membasahi halaman rumah.
Chelsea hanya memandangiku lalu berlari ke sudut halaman rumah. Ia duduk
terdiam memandangi langit yang semakin menghitam. “Chelsea, ayo masuk cepat ! ayo
masuk, nanti kau kehujanan!” teriakku lagi. Ia tetap berada di tempat yang
sama, memandang langit yang sama, tanpa satu suara yang keluar dari mulutnya. Entah
apa yang ia lakukan, aku hanya takut ia kehujanan. “ Chelsea, ayo masuk!”
teriakku lagi untuk kesekian kalinya. Aku melambaikan tanganku berulang kali
untuk mengajaknya masuk ke dalam rumah. Tapi dia tetap terdiam, tak bergerak
satu langkah pun, dan masih memandang langit yang sama.
Dan akhirnya butiran- butiran hujan
membasahi tubuhnya. Ia berlari kesana kemari seakan menikmati indahnya hujan. Seolah-olah
aku baru saja melihat seorang anak kecil yang sedang bergembira karena hujan
datang. Ia tampak sangat bahagia, dan lebih bahagia dari biasanya. Tetapi entah
kenapa, firasatku berkata lain. Aku tak tahu apa yang ada dipikiranku sekarang,
aku hanya merasa takut. Takut untuk kehilangan. Kehilangan untuk yang kesekian
kalinya. Aku ingat betul saat saat seperti ini, satu tahun yang lalu. Saat hujan
datang lebih deras dari biasanya. Saat dimana aku mengetahui kalau Chelsea mulai
rapuh. Ya, aku tau dia sudah mulai menempuh masa tuanya. Tapi tak sedikitpun
aku melihatnya tampak seperti seseorang yang sengsara dalam masa tuanya. Dia selalu
tampak ceria, selalu setia menyambutku saat aku pulang, dan selalu setia
menungguku. Walau terkadang ia sangat menjengkelkan. Pernah suatu kali, ia
duduk mendekatiku lalu mengambil buku harianku yang berada tak jauh dari tempat
aku duduk. Ia mengambilnya dan kemudian menyembunyikannya di suatu tempat yang
tak kuketahui. Sempat aku memarahinya,sempat juga aku memukulnya berulang kali,
terkadang bukan dengan tangan tapi dengan kertas koran. Tapi kau tahu? Dia malah
duduk didepanku lalu memiringkan kepalanya sambil memandangiku dengan wajah
yang memelas. Ya, wajah itu memang jurus terjitu untuk meluluhkan hatiku. Walaupun
sampai sekarang aku masih jengkel ketika mengingat hal itu.
Malam ini aku dan Chelsea hanya
berdua di rumah. Hujan masih setia menemani malamku. Aku duduk di kursi dekat
jendela sambil mengerjakan beberapa tugas yang harus dikerjakan malam itu juga.
Sesekali aku melihat Chelsea yang tidur di sudut ruangan. Kuambil selimut yang
biasa ia pakai untuk menghangatkan tubuhnya. Tak lupa kuambilkan beberapa
makanan kesukaannya. Kuletakkan semua itu disamping tubuhnya, dengan penuh
harap ia mau memakannya walau hanya secuil saja. Sampai akhirnya, aku terlelap
dalam bunga tidurku.
Esok harinya, Chelsea
membangunkanku. Sang surya juga menyapaku dengan senyum indahnya, burung burung
berkicau lebih indah dari biasanya, dan embun pagi sudah mulai menipis. “pagi
Chel.” Kataku sambil tersenyum memandanginya. Ia hanya terdiam lalu duduk
disampingku sambil berusaha mendekatkan tubuhnya ke arahku. Entah kenapa, ini
tampak sangat berbeda dari biasanya. Dan lagi lagi, firasat buruk itu muncul. “ah,
mungkin Chelsea hanya ingin lebih dekat denganku.” Pikirku untuk sedikit
menghilangkan rasa khawatirku. “ Chel, aku mandi dulu ya.” ucapku pada Chelsea
yang masih duduk terdiam tanpa kata.
Dan kau tahu? Firasat itu benar. Ketika
aku selesai mandi, aku segera menuju ke kamarku untuk segera berangkat ke
sekolah karena hari ini ada ulangan 2 mata pelajaran yang sama sama hafalan. Tapi
sampai di pintu kamarku, kulihat buku harian yang waktu itu sempat hilang karena
diambil oleh Chelsea. Kubuka halaman paling belakang buku itu, tampak foto dan tulisan
yang sama masih tertulis disitu. Tulisan itu “ Aku Sayang Chelsea” ada fotoku
dan Chelsea disitu. Disamping buku harian itu Chelsea terbaring dengan posisi
mata tertutup, aku berpikir dia tidur. Tapi saat kupanggil namanya berulang
kali, ia tidak merespon. “ Chelseaaa!!!!!!” teriakku untuk terakhir kalinya
sehingga semua seisi rumah menghampiriku. Dan sampai pada akhirnya seseorang berkata “ Chelsea sudah tidak ada disini.”.
entah apa yang aku rasakan saat itu, semua materi yang seharusnya sudah hafal seketika hilang terganti oleh
beberapa kenangan bersama Chelsea.
Andai saja kau tahu, Chelsea
adalah anjing yang sangat berarti dihidupku. Dia lebih dari sekedar anjing
peliharaan. Sudah bertahun tahun ia menemaniku, dari ia kecil sampai ia pergi
meninggalkanku untuk selamanya. Dia anjing terhebat yang pernah aku temui. Kau tahu?
Aku bisa sekolah karenanya. Kog bisa? Maksudnya bagaimana? Banyak orang selalu
bertanya hal yang sama padaku. Dan sekarang, aku akan menjelaskannya padamu. Chelsea
hampir setiap tahunnya beranak kira kira 4 sampai 5 ekor anak anjing. Dan anak
anjing itulah yang selalu dijual dan hasilnya untuk bayar uang sekolah. Bagaimana
dengan gaji orang tua? Gaji orang tua cukup untuk kebutuhan sehari hari dan
sisanya ditabung untuk uang cadangan kalau ada keperluan mendadak. Ayahku selalu
berkata padaku begini “ kamu bisa sekolah karena anjing, kamu bisa naik motor ya
karena anjing, makanya hewan itu jangan dimarahi, hewan itu juga perlu kasih
sayang, dia sudah berusaha menyenangkan kamu, sekarang apa balasanmu?”
Disisi yang lain, sempat aku
berpikir, seorang manusia yang selalu berbicara tentang rasa berterima kasih
dan setia saja belum tentu bisa berterima kasih dan setia pada orang lain. Tapi
kenapa hewan sekecil ini bisa membuatku mengerti kalau kau harus lebih setia
daripada seekor anjing. Chelsea yang terkadang sering kupukul karna jengkel,
sering aku memarahinya, tapi ia tetap membangunkanku tiap pagi, menyambutku
dengan ceria, dan kau tahu? Tak pernah sedikit pun ia menyakitiku walau aku
sering membuatnya terluka. Masih ingat cerita Hachiko yang menunggu tuannya
pulang di sebuah stasiun selama 9 tahun? Lalu apa yang kau dapat dari cerita
itu? Belajar setia. Setia ! setia ! dan setia !. Ya, sekarang tanyakan pada
hatimu. Apakah kau sudah lebih setia dari seekor anjing? Atau malah kau masih
kalah dengan hewan itu? Jika belum, mulai belajar setia dalam perkara yang
kecil dari sekarang karena kau harus lebih setia daripada seekor anjing…