Selasa, 25 November 2014

Tentang Setia

 
selalu ada cerita tersimpan di hatiku, tentang kau dan hujan...

“ Chelsea ayo masuk!” teriakku memanggil Chelsea saat rintik hujan perlahan turun membasahi halaman rumah. Chelsea hanya memandangiku lalu berlari ke sudut halaman rumah. Ia duduk terdiam memandangi langit yang semakin menghitam. “Chelsea, ayo masuk cepat ! ayo masuk, nanti kau kehujanan!” teriakku lagi. Ia tetap berada di tempat yang sama, memandang langit yang sama, tanpa satu suara yang keluar dari mulutnya. Entah apa yang ia lakukan, aku hanya takut ia kehujanan. “ Chelsea, ayo masuk!” teriakku lagi untuk kesekian kalinya. Aku melambaikan tanganku berulang kali untuk mengajaknya masuk ke dalam rumah. Tapi dia tetap terdiam, tak bergerak satu langkah pun, dan masih memandang langit yang sama.
Dan akhirnya butiran- butiran hujan membasahi tubuhnya. Ia berlari kesana kemari seakan menikmati indahnya hujan. Seolah-olah aku baru saja melihat seorang anak kecil yang sedang bergembira karena hujan datang. Ia tampak sangat bahagia, dan lebih bahagia dari biasanya. Tetapi entah kenapa, firasatku berkata lain. Aku tak tahu apa yang ada dipikiranku sekarang, aku hanya merasa takut. Takut untuk kehilangan. Kehilangan untuk yang kesekian kalinya. Aku ingat betul saat saat seperti ini, satu tahun yang lalu. Saat hujan datang lebih deras dari biasanya. Saat dimana aku mengetahui kalau Chelsea mulai rapuh. Ya, aku tau dia sudah mulai menempuh masa tuanya. Tapi tak sedikitpun aku melihatnya tampak seperti seseorang yang sengsara dalam masa tuanya. Dia selalu tampak ceria, selalu setia menyambutku saat aku pulang, dan selalu setia menungguku. Walau terkadang ia sangat menjengkelkan. Pernah suatu kali, ia duduk mendekatiku lalu mengambil buku harianku yang berada tak jauh dari tempat aku duduk. Ia mengambilnya dan kemudian menyembunyikannya di suatu tempat yang tak kuketahui. Sempat aku memarahinya,sempat juga aku memukulnya berulang kali, terkadang bukan dengan tangan tapi dengan kertas koran. Tapi kau tahu? Dia malah duduk didepanku lalu memiringkan kepalanya sambil memandangiku dengan wajah yang memelas. Ya, wajah itu memang jurus terjitu untuk meluluhkan hatiku. Walaupun sampai sekarang aku masih jengkel ketika mengingat hal itu.
Malam ini aku dan Chelsea hanya berdua di rumah. Hujan masih setia menemani malamku. Aku duduk di kursi dekat jendela sambil mengerjakan beberapa tugas yang harus dikerjakan malam itu juga. Sesekali aku melihat Chelsea yang tidur di sudut ruangan. Kuambil selimut yang biasa ia pakai untuk menghangatkan tubuhnya. Tak lupa kuambilkan beberapa makanan kesukaannya. Kuletakkan semua itu disamping tubuhnya, dengan penuh harap ia mau memakannya walau hanya secuil saja. Sampai akhirnya, aku terlelap dalam bunga tidurku.
Esok harinya, Chelsea membangunkanku. Sang surya juga menyapaku dengan senyum indahnya, burung burung berkicau lebih indah dari biasanya, dan embun pagi sudah mulai menipis. “pagi Chel.” Kataku sambil tersenyum memandanginya. Ia hanya terdiam lalu duduk disampingku sambil berusaha mendekatkan tubuhnya ke arahku. Entah kenapa, ini tampak sangat berbeda dari biasanya. Dan lagi lagi, firasat buruk itu muncul. “ah, mungkin Chelsea hanya ingin lebih dekat denganku.” Pikirku untuk sedikit menghilangkan rasa khawatirku. “ Chel, aku mandi dulu ya.” ucapku pada Chelsea yang masih duduk terdiam tanpa kata.
Dan kau tahu? Firasat itu benar. Ketika aku selesai mandi, aku segera menuju ke kamarku untuk segera berangkat ke sekolah karena hari ini ada ulangan 2 mata pelajaran yang sama sama hafalan. Tapi sampai di pintu kamarku, kulihat buku harian yang waktu itu sempat hilang karena diambil oleh Chelsea. Kubuka halaman paling belakang buku itu, tampak foto dan tulisan yang sama masih tertulis disitu. Tulisan itu “ Aku Sayang Chelsea” ada fotoku dan Chelsea disitu. Disamping buku harian itu Chelsea terbaring dengan posisi mata tertutup, aku berpikir dia tidur. Tapi saat kupanggil namanya berulang kali, ia tidak merespon. “ Chelseaaa!!!!!!” teriakku untuk terakhir kalinya sehingga semua seisi rumah menghampiriku. Dan sampai pada akhirnya seseorang  berkata “ Chelsea sudah tidak ada disini.”. entah apa yang aku rasakan saat itu, semua materi yang seharusnya  sudah hafal seketika hilang terganti oleh beberapa kenangan bersama Chelsea.
Andai saja kau tahu, Chelsea adalah anjing yang sangat berarti dihidupku. Dia lebih dari sekedar anjing peliharaan. Sudah bertahun tahun ia menemaniku, dari ia kecil sampai ia pergi meninggalkanku untuk selamanya. Dia anjing terhebat yang pernah aku temui. Kau tahu? Aku bisa sekolah karenanya. Kog bisa? Maksudnya bagaimana? Banyak orang selalu bertanya hal yang sama padaku. Dan sekarang, aku akan menjelaskannya padamu. Chelsea hampir setiap tahunnya beranak kira kira 4 sampai 5 ekor anak anjing. Dan anak anjing itulah yang selalu dijual dan hasilnya untuk bayar uang sekolah. Bagaimana dengan gaji orang tua? Gaji orang tua cukup untuk kebutuhan sehari hari dan sisanya ditabung untuk uang cadangan kalau ada keperluan mendadak. Ayahku selalu berkata padaku begini “ kamu bisa sekolah karena anjing, kamu bisa naik motor ya karena anjing, makanya hewan itu jangan dimarahi, hewan itu juga perlu kasih sayang, dia sudah berusaha menyenangkan kamu, sekarang apa balasanmu?”
Disisi yang lain, sempat aku berpikir, seorang manusia yang selalu berbicara tentang rasa berterima kasih dan setia saja belum tentu bisa berterima kasih dan setia pada orang lain. Tapi kenapa hewan sekecil ini bisa membuatku mengerti kalau kau harus lebih setia daripada seekor anjing. Chelsea yang terkadang sering kupukul karna jengkel, sering aku memarahinya, tapi ia tetap membangunkanku tiap pagi, menyambutku dengan ceria, dan kau tahu? Tak pernah sedikit pun ia menyakitiku walau aku sering membuatnya terluka. Masih ingat cerita Hachiko yang menunggu tuannya pulang di sebuah stasiun selama 9 tahun? Lalu apa yang kau dapat dari cerita itu? Belajar setia. Setia ! setia ! dan setia !. Ya, sekarang tanyakan pada hatimu. Apakah kau sudah lebih setia dari seekor anjing? Atau malah kau masih kalah dengan hewan itu? Jika belum, mulai belajar setia dalam perkara yang kecil dari sekarang karena kau harus lebih setia daripada seekor anjing…
 
Aalona's Blogger Template by Ipietoon Blogger Template