Sederhananya, resolusi adalah harapan,
tujuan, atau hal konkret yang akan kta capai pada tahun yang baru. Ini
merupakan komitmen atau janji yang dibuat oleh diri sendiri dan biasanya untuk
diri sendiri pada waktu waktu menjelang akhir tahun. Anda mungkin sudah memiliki sederet resolusi, namun
tantangan sebenarnya dari resolusi sebenarnya adalah bagaimana mencapainya.
Nyatanya, banyak orang yang terjebak “ tak setia
” pada janji yang dibuatnya sendiri. Nah. Bagaimana agar setia?
1. Menuliskannya
Umumnya, orang akan lebih setia terhadap
resolusinya saat resolusi itu ada dalam bentuk tertulis dan bisa ia lihat
setiap hari. Disimpan di pikiran saja tidak akan banyak membantu, akan lebih
bijak jika resolusi resolusi tersebut diwujudkan dalam bentuk tulisan atau gambar
dan menempatkannya di tempat tempat dimana anda bisa melihatnya setiap
hari,seperti meja kerja,pintu lemari es, dan sebagainya.
2. Mengumumkannya
Tidak perlu ke semua orang, coba sharing-kan
apa yang menjadi resolusi anda percaya, entah itu sahabat atau pasangan. Dengan
demikian, anda dan mereka bisa saling membantu mengingatkan ketika ada yang
mulai kendor dalam upaya meraih resolusi tersebut.
3. Tidak menunda melakukannya
Salah satu hal yang membuat resolusi tidak
tercapai dan “ kembali ” masuk dalam daftar resolusi tahun depan adalah kita
menunda untuk melakukannya. Kita merasa masih memiliki banyak waktu sampai
akhirnya merasa bahwa sisia waktu yang ada terlalu singkat.
4. Mencoret yang tercapai
Bersama resolusi yang tidak tercapai, yang
dapat anda lihat setiap hari (lihat poin pertama ), sertakan juga resolusi
resolusi yang sudah tercapai. Secara tidak langsung, ini akan membantu kita
menyadari bahwa kita mampu mencapai beberapa dari resolusi yang sudah kita
tetapkan, dan karena itu resolusi yang lain yang belum tercapai juga sangat
mungkin untuk dicapai.
5. Fokus pada tindakan
Menurut para peneliti dari Universitas Yale,
salah satu cara setia terhadap resolusi adalah dengan kita focus pada tindakan
yang merupakan wujud dari komitmen kita ( makan makanan yang lebih sehat, lebih
banyak berolahraga,dsb ) dan tidak terlalu memfokuskan diri pada hasil atau
perkembangan yang kita alami. Karena sering kali, hasil atau perkembangan
tersebut tidak langsung bisa kita rasakan.
6. Mengimajinasikan hasilnya
Meski begitu, mengimajinasikan hasil dari
resolusi tentu boleh dilakukan, agar kita tahu benar ujung dari setiap proses
dan usaha yang kita alami dan lakukan. Alih alih hanya menuliskan resolusi
seperti ini, misalnya : “ mencoba program diet sehat selama 3 bulan.” Lebih
baik tuliskan seperti ini : “ diet 3 bulan = hidup sehat, obesitas tinggal
kenangan.”
7. Menjadwalkannya
Benar bahwa kita punya waktu setahun penuh
untuk berusaha mencapai resolusi resolusi yang sudah kita tetapkan. Namun
demikian, lebih baik tetapkan tujuan tujuan jangka pendek. Untuk setiap
resolusi , tetapkan kapan seharusnya resolusi resolusi tersebut tercapai.
Penjadwalan, entah berdasar skala prioritas atau skala kemudahan, perlu
dilakukan.
8. Mengeksekusinya satu per Satu
Boleh saja kita memiliki sederet resolusi
untuk kita capai tahun ini, namun pelaksanaannya hendaknya dilakukan satu per
satu. Lebih baik mengerahkan seluruh energy yang kita miliki ke banyak resolusi
namun akhirnya tak satu pun tercapai.
9. Tidak mudah menyerah
Salah satu alasan banyak orang
gagal dalam menuntaskan resolusi adalah mereka mudah menyerah. Mereka lupa
bahwa perubahan adalah proses. Dan dalam proses ini aka nada waktunya kita
mengalami kejautuhan. Kembali pada kebiasaan lama misalnya. Orang yang mudah
menyerah mengganggapnya sebagai kegagalan, dan berhenti berusaha. Sebaliknya,
orang yang tidak mudah menyerah mengganggapnya hanya sebagai prose salami dalam
perubahan. Ia mempelajari kesalahannya dan kembali bangkit.
“Janjikan hanya yang dapat anda penuhi. Lalu
lakukan lebih daripada yang anda janjikan.”
~ Anonim~