Jumat, 07 Maret 2014

Dikejar Masa Depan


Dia
Dia bukan dewi malam yang tersenyum di langit,
tapi dia hanyalah sebuah bintang yang menemani.
Dia juga bukan sebuah lilin,
lilin yang menerangi tiap sudut kegelapan
Tetapi dia adalah terang,
terang yang menghapus semua sisi hitam.
Dia bukan awan,
awan yang membentang di mega biru.
Tetapi dia hanyalah titik kecil yang menggemparkan langit
yang membuat sang awan meneteskan air matanya ke bumi.
Dia.
Dia bukan pahlawan yang dikenang sepanjang masa,
dia juga bukan guru yang mengabdi pada negara,
tapi dia,
dia hanyalah seorang pemimpi.
Pemimpi yang tak pernah berhenti untuk bermimpi,
pemimpi yang tak pernah menguburkan mimpi-mimpinya dalam keluh kesahnya.
Dia.
Dia memang bukan seorang paranormal yang bisa menerawang segala masa,
sekali lagi dia hanyalah seorang pemimpi.
Pemimpi yang selalu bermimpi akan masa depannya.
Kadang beribu tanya menyelimuti raganya,
membuat kegoncangan dalam batinnya,
akankah ia sanggup mencapai impiannya?
entah.
hanya dia yang tahu jawabannya.
Dia.
Dia sekuat dan setegar batu karang yang diterjang ombak,
usahanya,
jerih payahnya.
akan sebanding dengan apa yang ia terima kelak.
Tak pernah sedikit pun terdengar ditelingaku,
keluh kesahnya.
Tak pernah sedikit pun terendus di hidupnya,
aroma putus asa,
dan tak pernah sedikit pun terasa pahitnya kehidupan.
Dia dan impiannya.
Bagai dua sejoli yang tak bisa dipisahkan.
Entahlah.
Namun yang ku ingat dari dia hanya satu.
Dia selalu berkata,
jika hidup ini bisa ditulis dalam sebuah novel,
dari awal kita turun ke dunia sampai akhir hayat kita,
mungkin  judulnya adalah
dikejar masa depan..

0 komentar:

 
Aalona's Blogger Template by Ipietoon Blogger Template